NAMA : NIMAS AYU
KELAS : XI AP 2
karya tulis pengaruh polusi udara terhadap kesehatan masyarakat
Kata Pengantar
Akhir-akhir
ini kita sering mendengar tentang beberapa penyakit berbahaya, khususnya
gangguan pada saluran pernapasan. Selepas dari itu ada suatu pokok masalah yang
pernah hangat diperbincangkan publik yang kini mulai tidak diperdulikan lagi
yaitu Pengaruh Polusi Udara Terhadap
Kesehatan Masyarakat . Padahal masalah ini sangatlah berpengaruh terhadap
kegiatan masyarakat kota, mulai dari berdagang, berbisnis, atau hanya sekedar
jalan-jalan di kota. Polusi udara adalah penyebab utama dalam masalah ini.
Atas
berkat rahmat tuhan YME kami sangat besyukur akhirnya kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
judul Pengaruh Polusi Udara Terhadap
Kesehatan Masyarakat , Supaya dapat menyadarkan kita semua akan pentingnya
udara yang bersih dan sehat.
Akhirnya
untuk penyempurnaan karya tulis ini selanjutnya kami harapkan adanya saran
perbaikan dan kritik dari semua pembaca.
Latar Belakang
Banyaknya kendaraan berbahan bakar fosil dan
berbagai industri di kota-kota membuat kualitas udara kota menurun dan
membahayakan kesehatan masyarakatnya. Warga kota terlalu sibuk dengan segala
aktifitasnya sehari-hari sehingga tidak bisa memikirkan selain pekerjaannya.
Kekurangpedulian masyarakat kota memperparah polusi udara di kota. Dimulai dari
asap kendaraan bermotor, asap dapur sampai cerobong-cerobong industri. Kita
sebagai penerus kehidupan umat manusia haruslah menjaga lingkungan kita tinggal
yang kian hari semakin rusah. Pencemaran udara di Indonesia harus segera
ditanggulangi, sehingga terciptalah lingkungan yang nyaman dan sehat untuk kita
tinggali.
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan polusi udara?
2. Bagaimana dampak polusi udara terhadap
kesehatan manyarakat kota?
3. Zat
apa saja yang menyebabkan polusi udara dan membahayakan kesehatan manusia?
4. penyakit apa saja yang bisa ditimbulkan oleh adanya polusi udara?
Tujuan Pembahasan
·
Tujuan
Umum :
a)
Menyelesaikan
tugas IPA berupa karya tulis ilmiah.
b)
Menyadarkan
masyarakat Indonesia akan pentingnya udara bersih dan sehat.
·
Tujuan
Khusus :
a)
Mengetahui
dampak polusi udara.
b)
Mengetahui
beberapa penyakit akibat polusi udara.
c)
Mengetahui
secara detail penyakit Emfisema.
Metode
Cara mendapatkan informasi:
Mencari di internet dengan alamat:
http://www.google.co.id
http://www.images.google.com
Pembahasan polusi udara secara umum
·
Pengertian
Polusi udara atau pencemaran udara adalah kehadiran satu atau
lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti.
Pencemaran udara juga bisa dikatakan sebagai masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan.
·
Klasifikasi
Pencemar Udara
1. Pencemar primer : pencemar yang di
timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
·
Jenis-Jenis
Bahan Pencemar
-
Karbon monoksida (CO)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)
·
Penyebab
Polusi Udara
a)
Asap
kendaraan dan pembuangan gas sisa industry
b)
Sampah
yang sudah membusuk menyebabkan bau tidak sedap (termasuk polusi)
c)
Pemakaian
zat-zat berbahaya sebagai pengharum,pembersih, pemutih dalam bentuk spray atau
aerosol pada kehidupan sehari hari
Polusi udara kota di beberapa kota besar di
Indonesia, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang
polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko
Emfisema. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang terjangkit
setiap tahunnya karena infeksi saluran
pernapasan akibat polusi udara kota.
Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang
terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan
dengan sangat bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini
menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia,
tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru,
terutama Emfisema.
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan
kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen,
sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu
diwaspadai, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis
polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, dan
nitrogen oksida. Kesemuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.
WHO memperkirakan bahwa 70 persen penduduk
kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor,
sedangkan 10 persen sisanya menghirup udara yang bersifat "marjinal".
Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi,
misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat
penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun
keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari
polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.
Kita perlu belajar melalui pengalaman dari
negara lain dalam hal polusi udara kota ini. Pada tahun 1990-an dilaporkan
bahwa di Cubatao, Brasil, terjadi tragedi lingkungan yang cukup fatal bagi
bayi. Empat puluh dari setiap 1000 bayi yang lahir di kota itu meninggal saat
dilahirkan, sedangkan 40 yang lain kebanyakan cacat atau meninggal pada minggu
pertama hidupnya. Pada era tahun tersebut, dengan 80.000 penduduk, Cubatao
mengalami sekitar 10.000 kasus kedaruratan medis, yang meliputi penyakit
tuberkulosis (TBC), pneumonia, bronkitis, emfisema, asma bronchiale, serta
beberapa penyakit pernapasan lain.
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan
hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana
adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM),
nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan polutan
berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat
berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic
Compounds) ataupun partikulat. Polutan
berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter)
merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap
kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM
kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 ƒÊm, bersumber dari abrasi
tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi
partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di
saluran pernapasan utama pada paru (trakheobronkial); sedangkan fine PM
(<2,5 ƒÊm) dan ultrafine (<0,1 ƒÊm) berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas
(alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar
ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap
kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan
standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi (Tabel
1).
Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA
Pollutan
Waktu
|
PM10
(ƒÊg/m3)
150
(/24jam)
50 (/tahun)
PM2,5
(ƒÊg/m3)
65 (/24
jam)
15 (/tahun)
Ozone
(ppm)
0.12
(/1jam)
0.08 (/8 jam)
NO2
(ppm)
0.053 (/tahun)
SO2
(ppm)
0.14 (/24 jam)
0.03 (/tahun)
|
Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari
besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan
juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: efek
buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit
jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus).
Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas
pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan
udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian,
sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat
inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan
pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang
dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis
terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM
(<1 ƒÊm) dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik.
Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap
kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana
polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru,
misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif,
misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting
intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi
inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan
glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor
yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung
mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam
golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu
sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine
PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal:
dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).
Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
Pajanan jangka pendek
|
-
Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan
rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan
kardiovaskular.
-
Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
-
Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
-
Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
-
Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
|
Pajanan jangka panjang
|
-
Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
-
Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
-
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
-
Kanker
|
Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society)
2005
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota
terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan
sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya.
* Pemberian izin bagi angkutan umum kecil
hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan
kereta api, diperbanyak.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi
angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin
tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk
memberi kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan
bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu
lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di
permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur"
justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala
pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check).
Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi
lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan
kelengkapan kendaraan yang lain.
* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di
pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut
kota, juga mengurangi polusi udara.
Penutup
Polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan
merupakan masalah nyata terkait dengan urbanisasi/pembangunan. Untuk
mengurangi pengaruh polusi udara tergadap kesehatan, pengurangan sumber polutan
sudah pasti harus merupakan target utama jangka panjang baik dengan pemanfaatan
teknologi maupun regulasi pemerintah. Namun demikian, untuk jangka
pendek, mengurangi pajanan individual merupakan salah satu cara yang cost-effective.
Pengurangan pajanan secara makro dapat dilakukan misalnya dengan
pemberlakuan zona khusus kendaraan bermotor ataupun penentuan lokalisasi
industri. Secara mikro misalnya dengan memperbaiki ventilasi/sirkulasi udara di
tempat tinggal/kerja ataupun memberikan pendidikan/informasi bagi populasi yang
rentan agar mengurangi pajanan tersebut serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Kesimpulan
Untuk mengurangi dampak polusi udara terhadap
kesehatan manyarakat perkotaan dapat dilakukan dengan cara-cara yang sudah
disebutkan dalam kajian pustaka. Dalam pelaksanannya harus bersama dengan semua
pihak yang terkait mulai dari Pemerintah, LSM dan masyarakat secara umum.
Saran
0 komentar:
Posting Komentar