Kamis, 12 Juni 2014

(artikel sains 1) randi x tsm



 

Ekor T-Rex, Kunci Kecepatan & Kemampuan Memburunya 

T-rex sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan seekor pemakan bangkai lamban zaman Krateseus yang ekor panjangnya hanya berfungsi sebagai penyeimbang berat bagian depan kepalanya yang besar.


Kemampuan atletis T-rex (serta bagian belakangnya) direkonstruksi oleh Scott Persons yang merupakan lulusan Universitas Alberta. Penelitian luasnya menunjukkan bahwa otot ekor yang sangat kuat menjadikan karnivora raksasa tersebut salah satu pemburu tercepat di masanya.

Seperti yang dikutip Science Blog (15/11/10), Persons mengatakan, "bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, T-rex menyimpan lebih dari sekadar rongsokan di ekornya."

Persons yang menggeluti bidang paleontologi tersebut memulai penelitiannya dengan membandingkan ekor reptil modern seperti buaya dan biawak komodo dengan ekor T-rex. Dari semua hewan dalam penelitiannya, Persons menemukan bahwa otot terbesar di bagian ekor melekat pada tulang kaki bagian atas. Otot kaudofemoralis ini menyediakan tenaga gerak yang memungkinkan pergerakan cepat ke arah depan.

Namun, Persons menemukan bahwa T-rex memiliki satu perbedaan penting pada struktur ekornya.

Ekor T-rex maupun hewan modern lainnya diberi bentuk serta kekuatan oleh tulang-tulang rusuk yang melekat pada tulang punggung. Persons menemukan bahwa tulang-tulang rusuk pada ekor T-rex terletak lebih ke bagian atas ekor tersebut. Hal tersebut menyisakan lebih banyak ruang pada bagian bawah ekor untuk perkembangan dan pembesaran otot kaudofemoralis. Tanpa tulang-tulang rusuk yang membatasi ukuran otot kaudofemoralis, otot tersebut menjadi pembangkit tenaga kuat yang memungkinkan T-rex berlari.

Pengukuran luas oleh Persons terhadap tulang-tulang T-rex serta pemodelan komputer menunjukkan bahwa penaksiran sebelumnya terhadap massa otot dinosaurus ditaksir lebih rendah sekitar 45 persen.

Hal tersebut menyebabkan para peneliti T-rex sebelumnya meyakini bahwa hewan tersebut kekurangan massa otot yang diperlukan untuk berlari yang oleh karenanya membatasi kemampuan memburunya. Kekurangan kecepatan membatasi peran T-rex hanya sebagai hewan pemakan bangkai saja yang hanya mampu bertahan hidup dengan cara memakan hewan yang dibunuh oleh predator lainnya.

Untuk hal kecepatan T-rex persisnya, para peneliti mengatakan bahwa hal tersebut sulit diukur, tapi Persons mengatakan bahwa hewan tersebut sepertinya bisa mengejar dan menangkap hewan lainnya dalam ekosistemnya.                                               


Ekor T-Rex, Kunci Kecepatan & Kemampuan Memburunya
T-rex sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan seekor pemakan bangkai lamban zaman Krateseus yang ekor panjangnya hanya berfungsi sebagai penyeimbang berat bagian depan kepalanya yang besar.


Kemampuan atletis T-rex (serta bagian belakangnya) direkonstruksi oleh Scott Persons yang merupakan lulusan Universitas Alberta. Penelitian luasnya menunjukkan bahwa otot ekor yang sangat kuat menjadikan karnivora raksasa tersebut salah satu pemburu tercepat di masanya.

Seperti yang dikutip Science Blog (15/11/10), Persons mengatakan, "bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, T-rex menyimpan lebih dari sekadar rongsokan di ekornya."

Persons yang menggeluti bidang paleontologi tersebut memulai penelitiannya dengan membandingkan ekor reptil modern seperti buaya dan biawak komodo dengan ekor T-rex. Dari semua hewan dalam penelitiannya, Persons menemukan bahwa otot terbesar di bagian ekor melekat pada tulang kaki bagian atas. Otot kaudofemoralis ini menyediakan tenaga gerak yang memungkinkan pergerakan cepat ke arah depan.

Namun, Persons menemukan bahwa T-rex memiliki satu perbedaan penting pada struktur ekornya.

Ekor T-rex maupun hewan modern lainnya diberi bentuk serta kekuatan oleh tulang-tulang rusuk yang melekat pada tulang punggung. Persons menemukan bahwa tulang-tulang rusuk pada ekor T-rex terletak lebih ke bagian atas ekor tersebut. Hal tersebut menyisakan lebih banyak ruang pada bagian bawah ekor untuk perkembangan dan pembesaran otot kaudofemoralis. Tanpa tulang-tulang rusuk yang membatasi ukuran otot kaudofemoralis, otot tersebut menjadi pembangkit tenaga kuat yang memungkinkan T-rex berlari.

Pengukuran luas oleh Persons terhadap tulang-tulang T-rex serta pemodelan komputer menunjukkan bahwa penaksiran sebelumnya terhadap massa otot dinosaurus ditaksir lebih rendah sekitar 45 persen.

Hal tersebut menyebabkan para peneliti T-rex sebelumnya meyakini bahwa hewan tersebut kekurangan massa otot yang diperlukan untuk berlari yang oleh karenanya membatasi kemampuan memburunya. Kekurangan kecepatan membatasi peran T-rex hanya sebagai hewan pemakan bangkai saja yang hanya mampu bertahan hidup dengan cara memakan hewan yang dibunuh oleh predator lainnya.

Untuk hal kecepatan T-rex persisnya, para peneliti mengatakan bahwa hal tersebut sulit diukur, tapi Persons mengatakan bahwa hewan tersebut sepertinya bisa mengejar dan menangkap hewan lainnya dalam ekosistemnya.                                                (artikel sains 1) randi x tsm

(artikel sains 2) randi x tsm



 

KOMET MUNGKIN MEMBAWA KEHIDUPAN DI BUMI

Simulasi komputer menunjukkan bahwa rantai panjang mengandung ikatan karbon-nitrogen bisa terbentuk selama kompresi cepat es komet. Pada proses pemuaian, rantai panjang tersebut putus dan membentuk kompleks-kompleks yang mengandung asam amino glisin yang merupakan pembangun protein.

Penelitian baru para ilmuwan di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (LNLL) menunjukkan bahwa komet-komet yang menabrak Bumi jutaan tahun yang lalu mungkin telah menghasilkan asam amino yang merupakan blok-blok pembangun kehidupan.

Asam amino sangat penting bagi kehidupan dan berfungsi sebagai blok-blok pembangun protein yang merupakan rantai-rantai linier asam amino.

Di edisi 12 September jurnal Nature Chemistry, Nir Goldman dari LNLL dan para koleganya menemukan bahwa melekul-molekul yang ditemukan pada komet-komet (seperti air, amonia, metanol dan karbon dioksida) mungkin saja menjadi pendorong kehidupan di Bumi. Timnya menemukan bahwa kompresi cepat dan pemanasan es komet yang menabrak Bumi bisa menghasilkan kompleks-kompleks yang menyerupai asam amino glisina.

Penelitian asal kehidupan pada mulanya memfokuskan pada produksi asam-asam amino dari bahan-bahan organik yang sudah ada di Bumi. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kondisi atmosfer Bumi sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, nitrogen dan air. Eksperimen pemanasan cepat dan berbagai perhitungan akhirnya membuktikan bahwa sintesis molekul-molekul organik yang diperlukan untuk menghasilkan asam amino tak akan terjadi pada tipe lingkungan ini.

"Ada suatu kemungkinan bahwa produksi atau pengiriman molekul-molekul prebiotik berasal dari sumber-sumber ekstraterestrial," kata Goldman. "Pada keadaan awal Bumi, kita tahu bahwa ada pemboman dahsyat komet-komet dan asteroid-asteroid yang membawa massa organik lebih besar dari yang mungkin sudah ada di Bumi."

Komet-komet memiliki ukuran yang berbeda-beda mulai dari 1,6 km sampai 56 km. Komet-komet berukuran demikian yang melewati atmosfer Bumi menjadi panas bagian luarnya tapi bagian dalamnya tetap dingin. Pada saat bertabrakan dengan permukaan planet, gelombang getaran dihasilkan karena kompresi mendadak.

Gelombang getaran bisa menghasilkan tekanan kuat dan suhu atau temperatur dengan tiba-tiba yang bisa mempengaruhi reaksi kimia dalam komet sebelum berinteraksi dengan lingkungan planet. Konsensus publik sebelumnya menyatakan bahwa pengiriman atau produksi asam amino dari peristiwa-peristiwa tabrakan ini adalah mustahil karena pemanasan tinggi (ribuan derajat Kelvin) dari tabrakan akan menghancurkan setiap molekul-molekul yang berpotensi membangun kehidupan. (1 Kelvin sama dengan 457 derajat Fahrenheit atau 236 derajat Celcius).

Namun, Goldman dan para koleganya mempelajari bagaimana suatu tabrakan di mana es ekstraterestrial menabrak planet dengan pukulan cepat bisa menghasilkan temperatur yang lebih rendah.

"Dalam situasi ini, bahan-bahan organik kemungkinan bisa disintesiskan di bagian dalam komet selama kompresi cepat dan bertahan dari tekanan dan temperatur tinggi," kata Goldman. "Begitu bahan yang terkompresi memuai, asam-asam amino stabil bisa bertahan terhadap interaksi dengan atmosfer planet atau lautan. Proses-proses ini bisa menghasilkan konsentrasi-konsentrasi spesies-spesies organik prebiotik yang ada di Bumi dari material-material yang berasal dari luar angkasa."

Dengan menggunakan simulasi molekular dinamis, tim LNLL mempelajari kompresi cepat dalam campuran es astrofisik prototipikal (mirip dengan komet yang menabrak Bumi) pada tekanan dan temperatur ekstrim. Mereka menemukan bahwa ketika material itu mengalami proses dekompresi, asam-asam amino pembentuk protein sangat mungkin terbentuk.
(artikel sains 2) randi x tsm

(karya ilmia tentang lingkungan) randi x tsm



 
BAB 1
PENDAHULUAN 
  
1.1 Pendahuluan 
            Kebersihan lingkungan sangat perlu dijaga, baik di lingkungan pribadi maupun umum. Contoh lingkungan umum adalah lingkungan sekolah seperti di kawasan SMK Negeri 1 Subang. Lingkungan sekolah yang bersih akan membuat nyaman para siswa bahkan para guru pun ikut merasa nyaman dalam proses mengajar.
     Di SMK Negeri 1 Subang.  banyak terdapat slogan yang berisikan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Tetapi sepertinya itu belum bisa menyadarkan para siswa yang masih bersikap apatis dalam upaya menjaga kebersihan sekolah. Untuk itu dengan dibuatnya karya tulis ini, semoga dapat menumbuhkan kesadaran para siswa SMK Negeri 1 Subang. terhadap kebersihan lingkungan sekolah demi kenyamanan bersama.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberikan kesadaran kepada siswa SMK Negeri 1 Subang. Untuk menjaga
kebersihan sekolah

 1.3 Tujuan
Untuk menimbulkan kesadaran kepada siswa SMK Negeri 1 Subang. agar menjaga kebersihan
sekolah.


BAB 2
PEMBAHASAN


2.1    Dampak jika tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah 
               Masih banyak siswa SMK Negeri 1 Subang. yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih saja membuang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan mereka   berfikir, jika membuang sampah sembarangan di sekolah tidak dapat   menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :
  •  Menimbulkan bencana banjir, seperti yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini bisa saja terjadi di sekolah kita jika murid selalu membuang sampah sembarangan. Sampah yang bertumpuk di selokan dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut sehingga, saat hujan pun tiba, mungkin saja SMK kita menjadi banjir dan akhirnya proses belajar-mengajar terhenti 
  • Debu lantai yang jarang dibersihkan dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak nafas. Laci meja yang penuh dengan sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai tempat bersarangnnya. Apalagi jika nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit demam berdarah 
  • Sampah yang bertumpuk dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu konsentrasi para murid hingga guru dalam proses belajar-mengajar.

2.2      Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan sekolah 
       Didalam lingkungan sekolah, guru menjadi panutan semua murid. Jika  guru berbuat baik, maka muridpun akan berbuat baik juga. Tetapi jika guru  berbuat   tidak baik/jelek, maka mungkin bisa jadi muridpun bisa berbuat lebih jelek. Dalam upaya menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan   sekolah, para guru harus memberikan contoh yang baik, seperti dengan membuang sampah pada tempatnya dan memungut sampah yang   tergeletak. Guru juga dapat menegur siswa yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Selain itu, guru dapat memberi denda kepada pelaku sehingga mereka jera untuk mengulangi perbuatan mereka di kemudian hari.
        Kesadaran murid dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan sekolah  berasal dari hati nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran itu, dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:
  • Membiasakan membuang sampah pada tempatnya. 
  • Merasa malu jika membuang sampah sembarangan. 
  • Melakukan piket kelas secara teratur. 
  • Melaksanakan gotong royong rutin setiap hari jum’at. 
         Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan nantinya akan menumbuhkan rasa sadar terhadap para siswa dalam SMK Negeri 1 Subang.  menjaga kebersihan lingkungan sekolah.


BAB 3
PENUTUPAN

3.1    Kesimpulan 
          Dari pembahasan diatas,kesimpulan yang dapat diambil adalah kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga bersama-sama agar terbentuknya suasana aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Siswa SMK Negeri 1 Subang. harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga kebersihan sekolah.

3.2    Saran 
  1. Selalu membuang sampah pada tempatnya. 
  2. Mematuhi tata tertib sekolah. 
  3. Menjaga peralatan yang digunakan untuk pembersihan. 
  4. Selalu gotong royong setiap hari jum’at