Karya Ilmiah Seni Bonsai
BAB I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah
1. Mengetahui bagian – bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
2. Mengetahui tanaman bibit bonsai
3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
5. Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia
B. Latar Belakang
Bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam
bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya
atau sering juga disebut tanaman hias. Pertama kalinya tanaman bonsai
ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian pada abad ke XV
seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini
disebut bonsai
C. Metode
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi
dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana
penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman
menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan,
latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
Bab II Pembahasan
Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis
dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman,
sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan
tahap-tahap pembentukan bonsai.
Bab III Penutup
Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai
selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini
bisa bermanfaat.
E. Kegunaan
Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
2. Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai
BAB II. PEMBAHASAN
A. Bagian Tanaman, Sifat Dan Fungsinya
1. Organ-Organ Tanaman dan Sifatnya
Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
– Bagian vegetatif (organum nutritivum)
– bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif
saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
a. Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun)
berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta
sinar matahari dan suhu udara yang tidak konstan
2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.
Bagian ini terdiri dari:
– Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
– Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
b. Sifat dan fungsi bagian vegetative
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh
pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi
dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas
kayu, dan di bawah kulit.
2. Dahan
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang
masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari
90°. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang
konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.
3. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke
arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan.
Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk
ranting-ranting baru.
4. Kuntum
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang
terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting
atau dahan baru.
5. Akar
Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif
phototropis”. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat
menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya
akar tunggang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda
yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya.
2. Fungsi Bagian Tanaman
a. Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak.
Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.
Sarana dari proses tersebut adalah:
– Hijau daun yang sehat
– Sinar matahari
– Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
– Air
b. Fungsi akar
Fungsi akar yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang
larut di dalam air atau dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Air yang diserap bersama zat
mineral, diperlukan untuk berlangsungnya fotosintesa.
B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
– Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
– Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
– Okulasi
– Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup
1. Semai Bakal Bonsai
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu
cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak
liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai
mengayunkan langkah membentuk bonsai.
2. Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri.
Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka
waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa
membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.
Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
– Setek lunak dan setengah lunak
– Setek keras
– Setek daun
b. Cangkok
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket).
Teknik mencangkok
– Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm
– Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
– Biarkan 3-4 hari
– Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara
tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
– Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
– Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.
c. Okulasi
Bibit ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
– Batang bawah (onderstam)
– Batang atas (entrijs)
Langkah-langkah dalam perokulasian:
– Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
– Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
– Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
– Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke
atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul
menempel pada keratan pohon pokok
– Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
– Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok,
yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak
tertutup
– Balut dengan tali raffia yang erat
C. Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip menanam bonsai ini ialah:
- Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastic
– Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
– Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
– Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
– Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.
1. Pot dan isinya
Pada umumnya untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang
20 % pasir dan
30 % kompos
2. Mengisi Pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan
yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil,
tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan
subur.
Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah
menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang
banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling
bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air.
Kesuburan dan tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung
pada tebal tipisnya lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan
ketiga bercadas, pertumbuhan akar tunggangnya terhalang. Tanah yang
tidak dalam dan bercadas dalam musim kemarau banyak mengalami kekurangan
air. Akibatnya ialah tanaman tahun yang tumbuh di atasnya tidak akan
normal, alias pendek.
3. Pengamanan Isi Pot
Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang
membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah
atau cacing hujan walaupun tidak akan merusak akar namun tetap saja
dapat merisaukan. Selain serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat
mengakibatkan pembusukan pun bisa berada di dalam tanah maupun pasir.
Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat pula di pasir.
4. Cara Menanam Bonsai
Bakal bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan sendiri melalui penyemaian
– Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
– Mencari di luar halaman atau di alam bebas
5. Pemeliharaan Setelah Tanam
Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan
mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak
berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah
berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Bila air nampak
mengenang dan tidak mau keluar lubang air, ini merupakan pertanda bahwa
lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat diatasi dengan alat
pengungkit.
Untuk menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat
ditutup dengan mos kering sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada.
Namun yang lebih praktis adalah dibungkus dengan lembaran plastik. Batu
kerikil kecil-kecil dapat berfungsi juga sebagai mulsa. Tempatkan
kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas
dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.
Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat
diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik
transparan.
D. Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai
1. Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang
sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang
Pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai
ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman
ke dalam pot bonsai. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan
terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan
bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas
sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan
nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok dapat diatur sikapnya menjadi:
- Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
– Berliku-liku namun menjulang ke atas
– Miring hingga menggelantung
– Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan sebagainya.
2. Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan
suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki
tercapai. Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan
pelaksanaannya sebagai berikut:
- Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya
– Tali raffia
– Tang untuk memotong kawat
– Gunting pemangkas
– Gunting biasa
– Pisau kecil yang tajam
– Tang yang runcing ujungnya
– Cellotape
E. Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari
– Pemangkasan
– Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
– Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.
1. Pengendalian pertumbuhan
Pengendalian pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / Pemetikan titik tumbuh
Dengan pemangkasan dibuangnya:
– Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif
– Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
– Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
– Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya
2. Cara dan Waktu Pemangkasan
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
– Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
– Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
– Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata
dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan
paraffin.
3. Melilit Dahan Dengan Kawat
Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat
dilaksanakan. Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih
memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya
Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi
hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun,
ada yang tiga ada yang lima tahun lebih.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.
3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan
melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah
tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
– Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.
– Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.
– Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.
– Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
– Daya serap tanah terhadap air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk
pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang,
hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
B. Saran
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
1. Belajar mengkerdilkan pohon tidak akan selancar yang diharapkan,
kegagalan pasti akan dialaminya. Dengan demikian hendaknya bagi para
pemula untuk memiliki kesabaran yang tinggi Jadikanlah kegagalan sebagai
ujian untuk mengulang lagi lebih baik lagi.
2. Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan
baik, karena membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa
ratus tahun lamanya, merupakan suatu kesenian tersedirinya.
Nama: Selvi Nur Aisyah / XI RPL
sumber: http://teguhkarisma.wordpress.com/tips-trik/healthy-food/karya-ilmiah-biologi/